Sejarah Desa


A. Asal Usul Desa Mojosari

Desa Mojosari berdiri pada tahun 1936. Sebelum tahun tersebut, secara administratif 4 (empat) dusun di Desa Mojosari merupakan wilayah desa yang berdiri sendiri yakni terdiri dari Desa Mojotengah, Desa Wonoyoso, dan Desa Larangan (terdiri dari Dusun Larangan Onje dan Lemiring). Pada tahun 1936 ketiga desa tersebut digabung menjadi satu dan diberi nama Desa Mojosari.

Nama Mojosari diambil dari kata mojo dan sari. Kata mojo diambil dari awalan kata Mojotengah, sebagai bentuk penghormatan atau penghargaan yang mana pada masa Kolonial Belanda, Desa Mojotengah pernah dijadikan pusat/ibu kota kecamatan (asistenan) sehingga sampai saat ini meskipun ibu kota kecamatan telah dipindah ke wilayah Kalibeber namun nama kecamatan tetap Kecamatan Mojotengah. Sedangkan kata sari sebagai pengejawantahan dari penggabungan 3 (tiga) desa menjadi 1 (satu), atau dapat diartikan sebagai intisari dari penggabungan 3 (tiga) wilayah desa menjadi 1 (satu). Selain latar belakang di atas, pengambilan kata Mojosari juga diambil dari suku kata mo, jo, sa, dan ri. Mo dan jo diambil dari nama Mojotengah, dan Larangan Onje, sa diambil dari nama Wanayasa (Wonoyoso) dan ri diambil dari nama Lemiring.

Sebelum digabung menjadi satu desa yakni pada tahun 1924, wilayah Desa Mojosari pernah dilanda bencana gempa bumi. Hal tersebut mengakibatkan tanah longsor di Wonoyoso, Larangan, dan Mojotengah. Di Wonoyoso terjadi longsor pada bukit yang mengakibatkan 75% kawasan permukiman hilang, sedangkan di wilayah Mojotengah sebagian kawasan permukiman tertimpa longsor serta salah satu dusun yaitu Dusun Dukuh tertimpa tanah longsor dari bukit/tanah sekuwali yang mengakibatkan satu dusun tertimbun longsoran dan sampai saat ini belum dijadikan kawasan permukiman kembali. Karena kejadian gempa bumi tersebut, sebagian penduduk Larangan dan Wonoyoso yang selamat mengungsi ke wilayah Kalibeber, dan penduduk Mojotengah membangun permukiman kembali di Kempul.

Jika dilihat dari tahun berdirinya, Desa Mojosari tergolong desa yang masih cukup muda karena baru berdiri pada tahun 1936, namun demikian jika dilihat dari asal usul dusun yang ada di Desa Mojosari sebenarnya wilayah Desa Mojosari memiliki sejarah panjang dan cukup tua. Seperti asal usul Dusun Mojotengah di mana berdasarkan cerita masyarakat dan data sejarah, cikal bakal Dusun Mojotengah sudah ada sejak abad ke-16.

Nama Mojotengah diambil dari kata mojo dan tengah. Kata mojo diambil dari nama Kyai Mojo. Beliau merupakan pendiri permukiman yang menjadi cikal bakal Dusun Mojotengah. Sedangkan kata tengah dikarenakan dahulu wilayah Dusun Mojotengah adalah wilayah yang sangat strategis atau dapat dikatakan wilayah Mojotengah ini merupakan tempat yang cukup berada di tengah dan aman untuk pertemuan para ulama dan pejuang pada zaman Penjajahan Belanda. Sehingga sebagian ulama dan pejuang (dari Kerajaan Mataram Islam) ini kemudian mendirikan tempat tinggal wilayah Mojotengah sekaligus dijadikan sebagai tempat pertemuan untuk menyusun strategi melawan penjajah Belanda. Hal ini dibuktikan dengan adanya komplek makam para ulama dan pejuang yang masih erat hubungannya dengan Kerajaan Mataram Islam di Dusun Mojotengah. Makam ini bernama Makam ”Istana Gede”. Beberapa ulama dan pejuang yang dimakamkan di makam ini antara lain Kyai Raden Dalem Agung, Kyai Raden Ngalim Marsitojoyo, Kyai Raden Maospati, Kyai Raden Singotaruno (Singosuto), serta kerabat dan anggota keluarga lainnya, di mana beliau-beliau ini merupakan ulama dan pejuang sekitar abad 16-17 Masehi. Dari latar belakang inilah nama dusun kemudian diberi nama Dusun Mojotengah.

Dusun Wonoyoso didirikan oleh Ki Agung Wono. Penamaan Wonoyoso didasarkan padaluas lahan/tanah yang dimiliki. Lahan atau tanah yang dimiliki Dusun Wonoyoso paling luas jika dibandingkan dengan dusun lainnya. Dari luasnya lahan inilah kemudian diambil kata wono yang mengandung arti lahan atau tanah. Sedangkan kata yoso diambil dari kata yasan (bahasa jawa) yang artinya usaha atau membuat sesuatu yang belum ada. Diceritakan bahwa dahulu ketika pembagian lahan/tanah, di kala warga dusun lain belum mulai dan masih disibukkan dengan aktifitas lainnya, warga Wonoyoso sudah memulai terlebih dahulu dengan berusaha menandai tanah yang dibagikan. Alhasil tanah yang dimiliki warga Dusun Wonoyoso paling luas. Dari latar belakang inilah kemudian  nama perkampungan ini diberi nama Wonoyoso.

Sedangkan Dusun Lemiring diambil dari kata lemah miring (tanah miring), disebabkan kondisi tanah di kawasan permukiman sebagian besar miring (berupa lereng). Maka dari itu dinamailah Dusun Lemiring. Pendiri Dusun Lemiring adalah Kyai Sarasuta. Kini Kantor Desa Mojosari sebagai pusat pemerintahan desa terletak di Dusun Lemiring.

Pendiri Dusun Larangan Onje bernama Mbah Brei. Mbah Brei berasal dari Lemiring, tapi kemudian pindah dan mendirikan permukiman di sebelah barat wilayah Lemiring dan diberi nama Larangan Onje . Dusun Larangan Onje diambil dari kata larangan dan onje. Kata larangan diambil dari nama Mata Air “Larangan”. Mata air tersebut merupakan mata air keramat sehingga masyarakat dilarang menginjakkan kaki di sekitar mata air sebab diyakini dapat menimbulkan musibah/becana bagi orang yang menginjakkan kaki di sana. Mata Air “Larangan” ini masih ada hingga sekarang. Sedangkan kata onje disebabkan dahulu sebagian besar tanah di sana berupa lereng dengan kemiringan yang cukup curam, karenaakan digunakan untuk permukiman maka tanah tersebut dionje-onje (dibuat undak-undakan/terasiring) agar dapat dijadikan tempat tinggal. Dari latar belakang tersebut maka pemukiman di sana diberi nama Dusun Larangan Onje.

 

B. Geografi dan Demografi Desa

1. Letak Geografis

Desa Mojosari adalah salah satu desa dari 19 (sembilan belas) desa dan kelurahan di Kecamatan Mojotengah, serta salah satu dari 265 (dua ratus enam puluh lima) desa dan kelurahan di Kabupaten Wonosobo. Terdiri dari 4 (empat) dusun yakni Dusun Wonoyoso, Lemiring, Mojotengah, dan Larangan Onje. Desa Mojosari terletak di wilayah Kecamatan Mojotengah bagian barat dan berjarak 2 km dari pusat kecamatan.

Desa Mojosari terletak pada titik koordinat 7019’11.8”S  dan 109053’10.7”E serta memiliki ketinggian 800-900 meter di atas permukaan laut (dpl). Desa Mojosari berada di sekitar kawasan pegunungan yakni di sebelah timur terdapat Gunung Sindoro dan di sebelah utara terdapat Pegunungan Bismo. Beriklim tropis dengan dua musim dalam satu tahun yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Suhu udara pada siang hari berkisar antara 25-280C dan dapat turun sampai 100C pada malam hari dan memiliki curah hujan yang cukup tinggi yaitu berkisar antara 4.000 mm.

                        Gambar 1. Peta Desa Mojosari

2. Batas Desa

Secara administratif, batas Desa Mojosari Kecamatan Mojotengah adalah sebagai berikut:

  1. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Wonokromo Kecamatan Mojotengah.
  2. Sebelah tenggara berbatasan dengan Desa Sukorejo Kecamatan Mojotengah.
  3. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pungangan Kecamatan Mojotengah.
  4. Sebelah barat daya berbatasan dengan Desa Gunturmadu Kecamatan Mojotengah.
  5. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Lumajang Kecamatan Watumalang.
  6. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Derongisor Kecamatan Mojotengah.

                       Gambar 2. Peta Kecamatan Mojotengah

3. Peruntukan Lahan

Luas Desa Mojosari adalah 347,83 ha. Komposisi tata guna/peruntukan lahan terdiri atas tanah sawah mencakup 77,84 ha (22,38%), tanah tegalan seluas 238,62 ha (68.60%), permukiman seluas 26,91 ha (7,74%) dan Fasilitas umum seluas 4,46 ha (1,28 %).

4. Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Mojosari sampai tahun 2018 adalah 3.625 jiwa.

 


Total Dibaca

Kami mengatakan tidak untuk

Contact Details

Telephone: 081393289511
Email:  mojosariberdaya@gmail.com
Website: https://mojosari-mojotengah.wonosobokab.go.id

Desa Mojosari, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo